Have you heard of your older brothers, friends or cousins sharing their stories on the Basketball Court or on the Soccer Field?
FINALLY, I have a memory on the Basketball Court that I will never, ever, forget.
Tim gue ada sekitar 8 orang. Satu persatu akan gue jelasin.
Agung (C) : Maker XIS1, selalu menyemangati, vision playnya Mantep.
Barry : 3 pointer, tapi badan besar. Permainan mirip seperti Hedo Turkoglu.
Saka : Pemimpin fastbreak bersama Agung dan Julius.
Julius : Tumbal FOUL. Defensive player tim kita.
Valent : Orang yang paling dianggap remeh.
Vincent : Defense yang baik, tapi offense yang maksa.
Bintang : Cadangan mati.
Marshall : Cadangan mati.
Theo : Si china yang menggabungkan basket dengan volley. Bego.
Dan Gue : Center yang setiap kali poin atau block selalu teriak.
Game pertama kita lalui kemarin melawan XIS2. Sepotong Kue (piece of cake). Skornya 49 - 17. Skor ini adalah skor tertinggi di turnamen Classmeeting tahun 2009. Dengan bangga, para penonton dan teman-teman mendukung kita sebagai kandidat juara turnamen ini.
Quarter Final
Kali ini kita melawan X5. Yang menurut gue, Centernya salah satu terbaik di SMAK 7.Namanya Austin. Berhubung gue center, tujuan gue adalah untuk post lawan dia. Untuk blok dia sekeras mungkin. Untuk menunjukkan bahwa tim basket SMAK 7 belum ada apa-apanya. Cieeeh.
Tip off dimulai. Dan gue menang telak walaupun tinggi Austin sekitar 5-10 cm lebih tinggi dari gue. Agung set play. "Minta, Ning!" teriak dia. Dengan insting Center yang jahanam, gue tarik baju Austin dan dapat posisi didepan Austin. Langsung otak gue mikir advice-advice dari Erwin dan Freddy (udah kaya Tsubasa). Bum, Bum, Pivot, Fake, Point. Moral tim naik. Dan X5 gagal menyetak poin dan Agung mendribel untuk mencari posisi. Dan gue dioper lagi. Bum, Bum, Pivot, Fake, Point. Dan gue langsung teriak menunjukkan jari telunjuk ke Austin. Dan Austin (teman gue sebenernya) menunduk dengan kesal dan dia mencari pembalasan. Dia post dan sayangnya, karena dia menempel terlalu ketat ke gue, steal sangat mudah untuk dilakukan. Dan, STEAL terjadi.
Austin sudah tampak kesal dan capek. Dan akhirnya Julius, sang Tumbal Foul, masuk. Dan setiap kali ada fastbreak dia selalu foul. Supaya kita bisa balik ke defense.
Skor sementara 4-4. Lalu permainan berlanjut dan kita menang dengan mudah. Skornya akhirnya 27 - 20. Hanya satu memori yang masih gue inget dari game ini. Block.
X5 fastbreak. 3 lawan 1. Makernya oper ke kiri, gue mati langkah. Trus dia oper ke kanan.
Dia lompat. Gue lompat. BLOCKKK!!!! "ARGHHHH!!" I screamed. haha. Lifetime memory.
Kelelahan, kita kembali ke markas (cielah) dan mendiskusikan game berikut melawan XIA3. Star player mereka hanya dua. William dan Ucul. Postur badan yang sangat amat tinggi. 185cm. Dan vertical jump mereka menakjubkan. William adalah kapten SMAK 7. Dan gue sungguh pengen banget ngebantai dia. Setelah mencari strategi yang pas, kita beristirahat selama 2 jam, dan kita masuk lapangan. Formasi awal kita adalah menjadikan gue dan Barry sebagai pointer. Karena badan Ucul dan William relatif kurus.
Semifinal
Tip dimulai dan gue menang lagi dengan telak. I jogged to the keyhole expecting Ucul or William to guard me. But the crazy thing is, William and Ucul guarded me. My mind was saying,"Fucking Shit!" everytime. My confidence went low and I didn't go for the post move. I dished it out and because Valent is free, Agung passed and he missed BAD! Airball. He did that for two consecutive times. I screamed at him, I pushed his head. And it still seems like its not getting to him. We lost points and the crowd was cheering for XIA3. Gue frustrasi. Then, the half-time whistle blew. I looked to the score board. The score was 2-11. SHIT.
There were 3 reasons why this happened.
1. Barry took too many shots.
2. Defense were scrappy.
3. Valent.
Agung : Oke, ga apa2. Sekarang kita main Full-Court press. Valent! Ganti Juli.
Barry : Sorry tadi gue kbanyakan shoot. Tapi ring yang ini (menunjuk ke ring yang bengkok), gue afal mati.
Gue : Oke Barry. Minta pick dari gue.
Setelah tos tim, kita memulai pertandingan.
Agung membawa bola. Barry eye-contact ke gue. Gue pick, Barry dapet. Shoot. Swish. Skor sekarang 5 - 11. Penonton bersorak.
William : Ga apa-apa!
Agung : Full court press!
Sepertinya, formasi yang diterapkan Agung efektif. Karena menbuahkan steal. Dan bola dioper ke gue. Gue give and pick Barry, dan 3-point shot. Masuk. Dan gitu lagi hingga skor imbang 11-11. Sungguh memang ini keajaiban. Muka Barry sudah kecapekan, dan William mencetak poin dari fastbreak. 13-11. Agung juga sudah kecapekan. Lalu, gue berinisiatif. Gue jadi pointer.
I have never, ever posted up against two guys ever before. I got the ball. I bummed the HARDEST I can do and pivot and when I faked, I saw Ucul's long hands reach up, and I saw William's also, and I shot. Foul in. Skor 13 - 13. Then the whistle blew. Into OT.
Pointer was on me and I made a shot from the free throw line, and I made two under rings. And at the final minute, my knees were giving up on me and I had to stop. Vincent came in and the score difference became 4. Then finally, the game stopped after Agung layed up.
And we're in to the finals.
God, Please Bless us on kenaikan kelas ama final besok. Thx God. I <3 You!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ini gokil bgt ya..
smua ny pd emosi..
OT 2x tuh..
SERU ABISS!!